Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Orang Tua Adalah Alasan Untuk Memilih

Memilih pasangan hidup yang sempurna. Menikah merupakan salah satu hal yang disunnahkan oleh Rasulullah. Tujuannya adalah melengkapi keimanan seseorang. Sudah pernahkah kalian menikah? jika belum, sudah adakah calon terbaik untuk mendampingi hidup kalian nantinya? jika ada, sudah yakinkah kalian terhadap calon itu? jika belum, sudah taukah kalian calon yang seperti apa yang cocok menemani hari-hari kalian nantinya?.

Menentukan pilihan memang susah, apalagi untuk kita yang laki-laki. Memilih wanita yang sempurna untuk mendampingi kita nantinya memang berat dan membingungkan. Meskipun kita mempunyai banyak pilihan, tetapi kita selalu diselimuti oleh keraguan. Keraguan tersebut bisa seperti :
  1. Sudah tepatkah pilihanku ini?
  2. Apakah dia benar mencintaiku, atau sebaliknya apakah benar aku mencintainya?
  3. Apakah keluargaku akan menyukainya?
  4. Bagaimana keluarganya, apakah mereka akan menerima semua kekuranganku?
  5. Apakah keluargaku bisa akur dengan keluarganya?
  6. Apakah aku bisa bertahan dan memimpinnya dalam bahtera rumah tangga?
  7. Sudah siapkah saya jadi imamnya?
  8. dan lain-lain
Itulah beberapa dari sekian banyak pertanyaan yang muncul dikepala seorang pria sebelum menentukan calon pendamping hidupnya. Saya bisa bicara seperti itu karena saya sedang merasakannya saat ini. Saat ini saya dilema, karena saya harus memilih calon terbaik untuk saya jadikan istri sekaligus memberikan menantu yang sempurna untuk orang tua saya. Dan yang peling berat adalah memberikan menantu yang sempurna untuk orang tua, saya bisa menerima semua kekurangan istri saya, tetapi orang tua saya belum tentu mau menerima kekurangan menantunya. Bagaimana dengan kalian, pernahkah kalian merasakan apa yang kurasa?.

"Banyak orang yang bilang, untuk apa dengar dan ikuti keinginan orang tua. Ini hidup kita koq, bukan orang tua kita yang akan jalanin, jadi soal memilih istri, saya yang harus menentukan, mau orang tua suka atau tidak, itu urusan mereka.  " Kata kasarnya seperti itu. Orang yang berpendapat seperti itu tidak salah. Mereka ada benarnya, yang menjalani hidup bersama istri adalah mereka, bukan orang tua. Tetapi ada banyak hal yang perlu kita sadari sebelum menentukan sikap seperti itu.

Banyak orang yang dilema untuk menentukan suatu pilihan. Dia harus mengikuti keinginan keluarga atau mengikuti keinginan hatinya sendiri ?, berikut adalah beberapa saran yang bisa kalian terapkan sebelum menentukan sikap atau pilihan yang harus kalian jalani.

  1. Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah menentukan pilihan antara hidup bahagia atau hidup tenang?.

    Orang yang bahagia bersama istrinya belum tentu hidupnya tenang. Hidup tenang maksudnya tanpa ada masalah baik itu terhadap keluarga atau orang-orang sekitarnya. Tetapi orang yang memiliki kehidupan yang tenang, secara tidak langsung mereka sedang merajut sedikit demi sedikit kebahagiaan mereka.

    jadi saya menyarankan kalian untuk memilih hidup tenang, untuk apa kita bahagia bersama istri atau cinta sejati kita tetapi cuma kita berdua saja yang merasakannya. Orang tua, keluarga, dan orang-orang disekitar kita tidak tersenyum dan turut bahagia melihat kebahagiaan kita?.

    Alangkah indahnya jika kebahagiaan yang kita rasakan juga bisa dirasakan oleh orang tua, keluarga serta orang-orang yang ada disekitar kita. Bukankah hal tersebut yang kita idamkan.

  2. Cinta itu bisa membutakan segalanya. Karena cinta, kita tidak bisa melihat kekurangan pasangan kita. Karena cinta, kita buta akan sifat buruk keluarganya, dan karena cinta juga, kita menghiraukan hal besar yang mungkin mampu menghancurkan rumah tangga kita, menghancurkan hubungan dengan orang tua, keluarga, bahkan dengan orang-orang yang ada disekitar kita.

    Banyak orang yang mengalami hal tersebut, bahkan mereka juga dibuat tuli dan tak bisa mendengar nasehat atau peringatan yang diberikan orang tua dan orang-orang terdekatnya. Banyak juga yang dibuat keras kepala, egois, dan tak tentu arah oleh cinta.

    Mengerti, memahami, dan merasakan cinta boleh-boleh saja. Tapi jangan sampai cinta itu menguasai kalian dan membuat kalian buta, tuli, egois, dan lain-lain.

    Itulah dua pertimbangan yang bisa saya bagikan untuk kalian, semoga bisa membuka mata, pikiran, dan hati kalian untuk memilih yang terbaik. Mungkin saran tersebut condong untuk mengarahkan kalian untuk memilih keluarga dan hidup tenang bersama mereka. Menurut saya pribadi, pilihan itulah yang terbaik.

    Meskipun terkadang orang tua akan bisa menerima keputusan anaknya, mau menikah dengan siapapun saya yakin orang tua akan bisa berbesar hati menerimanya. Walau terkadang keputusan itu sedikit menyakitkannya. Tapi bagaimanapun, jika orang tua kita tidak ikhlas merestui, jalan hidup yang akan kalian jalani nantinya tidak akan seputih yang kalian impikan. Jadi apa salahnya jika kalian mengikuti keinginan mereka dan membahagiakannya.

    Tulisan ini juga saya buat untuk kalian adik-adik remaja yang semakin gila dan termakan oleh yang namanya CINTA. Bahkan pergaulan mereka sudah melampaui batas toleransi, mereka juga menghiraukan nasehat dan tak lagi menjaga nama baik orang tua mereka. Remaja yang memiliki pemikiran jernih dan tak terkontaminasi oleh virus cinta sudah tak banyak lagi.

    Pesan saya adalah ingatlah orang tua kalian, peluk namanya dalam hati kalian, karena orang tua kalianlah yang akan kalian miliki selamanya. Bahkan sampai mereka mati, mereka tetap orang tua kalian. Orang tua juga adalah alasan kenapa kalian hidup.

    Tidak seperti orang yang kalian agung-agungkan dan cintai sepenuh hati. Dia tidak pasti bersama kalian, dan belum tentu dia jodoh kalian. Jangan berikan semua yang kalian miliki terkhusus yang melekat pada diri kalian. Karena itulah harta yang paling mahal yang kalian miliki. Jangan murahkan diri kalian karena cinta.

    Semoga Tulisan yang tak tentu arah ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Amin